Minggu, 15 Mei 2011

Fakta Sosial dan Tindakan Sosial

Fakta Sosial dan Tindakan Sosial
Objek kajian sosiologi berpusat pada 2 hal, yakni mempelajari status dan proses sosial. Dalam proses sosial, masyarakat manusia dilihat sebagai entitas yang terus menerus mengalami perubahan. Proses sosial terjadi karena ada interaksi sosial, untuk dapat terjadi interaksi sosial diperlukan kontak sosial dan komunikasi.
Jika 1 individu atau kelompok berinteraksi karena dipengaruhi faktor eksternal atau kekuatan dari luar, maka bentuk interaksi ini disebut Fakta Sosial (Saya berbuat karena dipengaruhi). Pendapat ini dikemukakan oleh Durkheim.
Dan jika 1 individu/kelompok berinteraksi karena ingin mempengaruhi individu atau kelompok lain, atau kekuatan dari dalam (otonom) maka bentuk interaksi ini disebut Tindakan Sosial. Pendapat ini dikemukakan oleh Weber.
Faktor eksternal dalam faktor sosial adalah nilai dan norma yang mengajarkan individu atau masyarakat agar hidup rukun dan teratur. Faktor eksternal dalam prilaku manusia untuk terciptanya suatu tertib sosial. Kerukunan dan keteraturan demikian dapat bertahan karena didukung oleh solidaritas sosial, yang bersifat mekanis yang berlangsung pada masyarakat primitif (segmental) dan juga solidaritas organis yang berlangsung pada masyarakat modern (nasional).
Durkheim meneliti beberapa fenomena fakta sosial ini yakni pada pembagian lapangan kerja (The Division of Labor in Society) dan beberapa model bunuh diri (Suicide), yaitu :
·         Altruistic Suicide, contohnya Tentara
·         Egoistic Suicide
·         Anomic Suicide, biasanya yang berhubungan dengan ekonomi, perkawinan, kesejahteraan.
Weber menambahkan ada objek sosiologi yang disebut tindakan sosial yang ternyata dipengaruhi oleh motif-motif subjektif (interpretasi si subjek atas lingkungannya). Sosiologi berusaha memahami pola-pola tindakan sosial (kecenderungan masyarakat berperilaku tertentu).  Ada 4 Tindakan Sosial menurut Weber, yaitu :
·         Tradisional, contohnya berdoa setiap hari
·         Afektif, hanya mengikuti nafsu
·         Rasionalitas Nilai, misalnya dalam belajar
·         Rasionalitas Instrumental, misalnya dalam militer dan ekonomi
Weber mengakui bahwa dalam kecenderungan perilakunya itu, masyarakat menerima legitimasi otoritas-otoritas tertentu. Dan, otoritas berdasarkan atas legal-rasional dinilainya sebagai otoritas yang sesuai dengan sistem masyarakat modern. Ada 3 tipe Otoritas menurut Weber, yaitu :
·         Otoritas Tradisional, contohnya Rohaniwan
·         Otoritas Kharismatis, contohnya Soekarno
·         Otoritas Legal dan Rasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar